Rabu, 18 Januari 2012

kitab suci yesaya


1
Kitab Suci YESAYA
Di Qumran, Laut Mati
Jerusalem
Kelahiran Yesus Kristus didalam Kitab Suci Yesaya
Juma mulai agak tegang. Beberapa ekor kambingnya memanjat tebing
terlalu tinggi. Ia memutuskan untuk memanjat tebing itu sendiri dan
membawa kambing‐kambingnya kembali. Ketika mulai memanjat tebing itu
pada bulan Januari 1947, Juma tidak menyadari bahwa ia pada akhirnya
akan terlibat dalam suatu "penemuan arkeologi terbesar di abad
keduapuluh."
Pikiran semacam itu sama sekali
tidak terlintas sewaktu ia melihat
dua celah kecil milik salah satu dari
ribuan gua yang memenuhi tebing
tandus yang mengarah ke tepian
pantai sebelah barat laut dari Laut
Mati. Ia melemparkan sebuah batu
ke salah satu celah tersebut. Bunyi
pecahan tak terduga telah mengejutkannya; ada apa di gua terpencil itu
selain kemungkinan harta karun? Ia memanggil sepupu‐sepupunya, Khalil
dan Muhammed, yang kemudian memanjat tebing tersebut dan
mendengarkan kisah yang memikat tersebut. Namun saat itu sudah terlalu
sore dan kambing‐kambing harus segera dikumpulkan.
Besok mereka akan kembali lagi barangkali saja masa‐masa mereka harus
menggembalakan kambing akan berakhir segera setelah harta karun
tersebut ditemukan!
Muhammed, yang termuda dari ketiganya, esok paginya bangun terlebih
dahulu dari kedua rekannya sesama 'pencari harta karun' dan bergegas
menuju ke gua. Lantai gua ditutupi serpihan, termasuk dari guci yang
pecah. Di sepanjang dinding terdapat sejumlah guci bermulut sempit,
sebagian dengan penutup berbentuk mangkok. Dengan cepat Muhammed
mulai menjelajahi isi setiap guci tetapi tidak ditemukan emas… hanya ada
beberapa bundelan terbungkus kain kehijauan akibat terlalu tua. Setelah
Kitab Suci Yesaya
2
kembali kepada saudara‐saudaranya, ia menceritakan kabar buruk itu ‐
tidak ada harta karun.
Memang tidak ada harta karun! Gulungan‐gulungan yang diambil anak‐anak
Bedouin dari gua gelap pada hari itu dan hari‐hari selanjutnya akan dikenal
sebagai harta karun manuskrip/naskah kitab Suci Yesaya terbesar yang
pernah ditemukan ‐ tujuh naskah pertama dari Gulungan Laut Mati.
Demikianlah penemuan kelompok naskah yang berumur 1000 tahun lebih
tua dari teks Alkitab Ibrani yang dikenal sebelum penemuan itu (banyak
diantara naskah tersebut berasal dari masa 100 tahun sebelum kelahiran
Yesus). Penemuan naskah‐naskah ini segera menggemparkan dunia
arkeologi dan keagamaan yang menyiapkan satu tim penerjemah dengan
tugas raksasa yang bahkan hingga hari
ini belum terselesaikan.
Kisah bagaimana gulungan‐gulungan
tersebut beredar dari tangan para
gembala Bedouin muda tersebut
sampai menjadi objek penelitian yang
saksama dari para ahli internasional
sendiri merupakan kisah yang lebih
mencengangkan dibandingkan cerita
fiksi. Meskipun tidak semua detail dari tahun‐tahun pertama setelah
penemuan tersebut akan pernah benar‐benar terungkap, garis besar
ceritanya cukup jelas. Setelah disimpan di sebuah kemah Bedouin beberapa
waktu, ketujuh gulungan asli tersebut dijual kepada dua toko antik Arab di
Bethlehem. Dari sana, empat gulungan dijual (dengan harga murah) kepada
Athanasius Samuel, Syrian Orthodox Metropolitan di St. Mark's Monastery
di Kota Tua Jerusalem. Para ahli dari American School of Oriental Research,
yang menelaahnya, adalah yang pertama‐tama menyadari kekunoannya.
John Trever mengambil foto naskah tersebut secara detil dan ahli arkeologi
terkemuka William F. Albright segera mengumumkan bahwa naskahnaskah
tersebut berasal dari periode antara 200sM sampai 200M.
Pengumuman pertama dimunculkan bahwa naskah tertua yang pernah
ditemukan telah ditemukan di padang gurun Yudea.
Tiga gulungan asli lainnya yang ditemukan oleh anak‐anak Bedouin dijual
kepada E.L. Sukenik, ahli arkeologi di Hebrew University dan ayah Yigal
Yadin (seorang jenderal tentara Israel yang kemudian menjadi seorang ahli
3
arkeologi terkemuka dan penggali situs Masada serta Hazor). Perlu dicatat
bahwa drama peristiwa ini sangat menarik karena periode tersebut adalah
saat‐saat terakhir periode Mandat Inggris di Palestina dan ketegangan
antara penduduk Arab dan Palestina sangat besar.
Ini juga yang menyebabkan pengkajian naskah‐naskah oleh para ahli
sangatlah berbahaya.
Semua gulungan akhirnya terkumpul di Hebrew University dengan cara
yang aneh pula. Setelah berkeliling Amerika dengan keempat gulungannya
dan tidak menemukan seorang pun pembeli yang tertarik, Metropolitan
Samuel memasang iklan di Wall Street Journal (sebuah koran bisnis
terkemuka di Amerika, pen.). Secara kebetulan (atau campur tangan ilahi)
Yigal Yadin sedang mengajar di New York dan melihat iklan tersebut.
Melalui para makelar, ia berhasil membeli gulungan yang tak ternilai
tersebut dengan harga US$250,000. Bulan Februari 1955, Perdana Menteri
Israel mengumumkan bahwa Negara Israel telah membeli gulungan-gulungan
tersebut dan ketujuh gulungan (termasuk tiga yang dibeli terlebih dahulu oleh
Profesor Sukenik) akan diletakkan di sebuah museum khusus di Hebrew
University dan diberi nama Shrine of
the Book (Kilauan Buku), dimana
semuanya masih dapat dilihat sampai
hari ini.
Tidak diragukan lagi, pengumuman
awal mengenai gulungan‐gulungan ini
segera mendorong banyak penelitian
di daerah penemuan semula. Ekspedisi
arkeologi resmi dimulai tahun 1949
yang akhirnya berhasil menemukan sepuluh gua lagi di daerah sekitarnya
yang juga mengandung gulungan‐gulungan naskah. Para arkeolog
kemudian mengarahkan perhatian mereka pada sebuah reruntuhan kecil
yang disebut "Khirbet (reruntuhan) Qumran, yang sebelumnya diduga
merupakan sisa sebuah benteng kuno dari zaman Romawi. Setelah enam
periode penggalian secara intensif, para ahli sangat yakin bahwa gulungangulungan
tersebut berasal dari komunitas yang muncul antara tahun 125sM
sampai 68M. Gulungan‐gulungan tersebut disimpan dengan tergesa‐gesa di
dalam gua sewaktu komunitas di daerah tersebut melarikan diri dari
serbuan tentara Romawi yang sedang berada di Yudea untuk menumpas
Pemberontakan Yahudi tahun 66‐70 M.
4
Reruntuhan Qumran, yang dapat dikunjungi hari ini, menyingkapkan
sejumlah besar asketis Yahudi yang mendiami komunitas tersebut. Ruang
penyimpanan, saluran air, pemandian ritual dan ruang pertemuan telah
berhasil digali. Salah satu ruangan paling menarik yang telah digali adalah
sebuah ruang kitab, dicirikan oleh dua wadah tinta yang ditemukan beserta
sejumlah tempat duduk untuk para penyalin kitab. Di ruangan inilah disalin
sebagian besar, kalau tidak semua, naskah yang ditemukan
Penjelasan Gulungan-gulungan Kitab
Segera setelah diumumkannya penemuan gulungan‐gulungan kitab, debat
ilmiah tentang asal usul dan pentingnya penemuan tersebut bergulir. Debat
memanas ketika isi gulungan yang menakjubkan tersebut disebarluaskan
secara bertahap.
Ketujuh gulungan asli, yang berasal dari "Gua Pertama", terdiri dari naskahnaskah
berikut: (1) Salinan utuh dan terawat dari seluruh nubuat Yesaya ‐
salinan kitab Perjanjian Lama tertua yang pernah ditemukan; (2) Sebagian
gulungan yang berisi kitab Yesaya; (3) Tafsiran dua pasal pertama kitab
Habakuk ‐ peanfsir menjelaskan kitab tersebut secara alegoris menurut
istilah yang dipakai oleh persekutuan Qumran; (4) "Manual Disiplin" atau
"Aturan Komunitas"‐ sumber informasi paling penting tentang sekte
keagamaan di Qumran ‐ menjelaskan persyaratan yang harus dipenuhi oleh
mereka yang ingin bergabung dalam persekutuan tersebut; (5) "Himne
Ucapan Syukur, suatu kumpulan 'mazmur' devosional bagi pengucapan
syukur dan pujian kepada Tuhan; (6) sebuah parafrase kitab Kejadian
berbahasa Aram; dan (7) "Aturan Perang" yang berisi kisah peperangan
antara "Anak‐anak Terang" (yaitu orang-orang Qumran) dengan "Anakanak
Kegelapan" (orang-orang Romawi?) yang akan terjadi pada "zaman
akhir", yang diyakini oleh orang‐orang Qumran akan segera tiba.
Ketujuh gulungan pertama tersebut baru merupakan suatu awal. Lebih dari
600 gulungan dan ribuan fragmen (bagian dari kitab/gulungan,
penerjemah) telah ditemukan di dalam kesebelas gua di daerah Qumran.
Fragmen dari setiap kitab di Alkitab kecuali kitab Ester telah ditemukan,
selain teks‐teks non‐Alkitab lainnya.
Salah satu penemuan paling menarik adalah sebuah gulungan tembaga
yang harus dipotong sebelum dapat dibuka dan mengandung daftar 60
harta karun yang terletak di berbagai lokasi di Yudea (namun satupun
belum pernah ada yang ditemukan)! Gulungan lainnya, yang ditemukan
5
oleh para arkeolog Israel pada tahun 1967 di bawah lantai sebuah penjual
barang antik di Betlehem, menjelaskan secara detil pandangan komunitas
tersebut tentang tata ibadah Bait Suci yang rumit. Gulungan ini diberi nama
"Gulungan Bait Suci."
Isi gulungan‐gulungan Laut Mati memberi indikasi bahwa para penulisnya
adalah sekelompok imam dan orang awam yang mengejar kehidupan
komunal dengan dedikasi penuh kepada Allah. Pemimpin mereka disebut
"Guru Kebenaran". Mereka memandang diri mereka sebagai satu‐satunya
Israel yang benar ‐ hanya mereka yang setia kepada Hukum Allah.
Mereka menentang "Imam Jahat" ‐ Imam Besar Yahudi di Yerusalem yang
merepresentasikan kemapanan dan dengan berbagai cara telah
menganiaya mereka. Imam jahat ini mungkin adalah salah satu pemimpin
Makabe yang secara tidak sah telah mengangkat diri sebagai imam besar
antara tahun 150‐140sM. Sebagian besar ahli mengidentifikasikan
persekutuan Qumran dengan orang‐orang Esseni, suatu sekte Yahudi pada
zaman Yesus sebagaimana digambarkan oleh Josephus dan Philo.
Seperti apapun orang‐orang Qumran, tulisan mereka memberikan kita
gambaran latar belakang yang mengagumkan tentang salah satu aspek
dunia religius yang didatangi Yesus. Sebagian ahli mencoba menarik
kesejajaran antara tokoh‐tokoh di dalam gulungan tersebut dengan
Yohanes Pembaptis atau Yesus, namun penelitian objektif terhadap
kesejajaran semacam itu menunjukkan bahwa perbedaannya jauh lebih
besar daripada kemiripannya. Setiap hubungan antara Yesus dengan
Qumran bersifat spekulatif dan sangat tidak mungkin. Pandangan bahwa
Yohanes Pembaptis mungkin menghabiskan sebagian waktunya dengan
komunitas Qumran mungkin saja karena kitab‐kitab Injil menceritakan
bahwa ia menghabiskan banyak waktu di padang gurun dekat dengan
daerah dimana komunitas Qumran berada (Matius 3:1-3; Markus 1:4, Lukas
1:80; 3:2-3). Namun demikian, berita yang dibawa Yohanes sangat berbeda
6
dengan konsep yang dikembangkan oleh persekutuan Qumran. Satusatunya
titik kesamaan adalah keduanya mengajarkan bahwa "Kerajaan
Allah" sedang datang.
Salah satu sumbangan penting Gulungan‐gulungan Laut Mati adalah
banyaknya naskah Alkitab yang ditemukan. Sebelum penemuan Qumran,
naskah Perjanjian Lama yang tertua disalin pada abad ke‐9 dan 10 Masehi
oleh sekelompok penyalin Yahudi yang disebut kaum Masoret. Sekarang
kita memiliki naskah‐naskah yang berumur 1000 tahun lebih tua dari
sebelumnya. Kenyataan yang mengagumkan adalah bahwa naskah‐naskah
ini hampir identik! Inilah contoh nyata akan perhatian sungguh‐sungguh
yang diberikan oleh para penyalin Yahudi selama berabad‐abad dalam
usahanya menyalin Alkitab secara akurat. Kita dapat yakin bahwa
Perjanjian Lama benar‐benar menggambarkan kata‐kata yang diberikan
kepada Musa, Daud dan para nabi.
Doktrin Gulungan LAUT MATI
Orang‐orang Qumran sungguh‐sungguh percaya kepada doktrin "zaman
akhir". Mereka lari ke padang gurun dan menyiapkan diri untuk
menghadapi penghakiman yang segera akan tiba ketika musuh‐musuh
mereka dihancurkan, dan mereka, umat pilihan Allah, akan diberikan
kemenangan terakhir sesuai dengan ramalan para nabi. Hubungan dengan
kejadian akhir zaman inilah yang memunculkan salah satu pengajaran
paling menarik dari sekte ini. Pengharapan mesianis menyebar dalam
pemikiran kelompok persekutuan ini. Bahkan bukti‐bukti menunjukkan
bahwa mereka sesungguhnya percaya akan tiga orang mesias ‐ yang satu
seorang nabi, yang kedua seorang imam dan yang ketiga seorang raja atau
pangeran.
Dalam dokumen yang disebut "Manual Disiplin" atau "Aturan Komunitas",
dijelaskan bahwa orang beriman harus terus hidup mengikuti aturan
"sampai datangnya seorang nabi dan seorang yang diurapi (mesias) dari
garis Harun dan Israel (kolom 9, baris 11). Ketiga tokoh ini akan muncul
untuk menuntun memasuki zaman yang sedang disiapkan oleh komunitas
tersebut.
Dalam dokumen lainnya yang ditemukan di Gua Empat dan dinamakan
"Testimonia", sejumlah ayat Perjanjian Lama dituliskan sebagai basis
pengharapan mesianis mereka. Yang pertama adalah kutipan dari Ulangan
18:18-19 dimana Allah berkata kepada Musa: "seorang nabi akan
Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini."
7
Berikutnya adalah kutipan dari Bilangan 24:15-17, dimana Bilangan
meramalkan munculnya seorang pangeran penguasa: "bintang terbit dari
Yakub, tongkat kerajaan timbul dari Israel, dan meremukkan pelipis‐pelipis
Moab" dsb. Yang ketiga adalah berkat yang diucapkan oleh Musa kepada
suku Lewi (suku imam) di Ulangan 33:8-11. Cara bagaimana ketiga kutipan
ini disatukan menandakan bahwa penulisnya melihat kedepan kepada
bangkitnya seorang nabi besar, pangeran besar dan imam besar.
Ada tiga orang di dalam tulisan Perjanjian Lama yang diacu sebagai "orang
yang diurapi" ‐ nabi, imam dan raja (lihatlah Kel. 29:29; 1 Sam. 16:13, 24:6,
1Raj.19:16,Mazmur 105:15). Masing‐masing dikuduskan bagi pekerjaannya
oleh urapan minyak. Kata Ibrani "yang diurapi" adalah meshiach, dan dari
kata itu muncullah kata Mesias.
Kebenaran mengagumkan dari doktrin Perjanjian Baru tentang Mesias
adalah bahwa masing‐masing ketiga jabatan ini digenapi dalam pribadi dan
karya Yesus dari Nazaret! Orang‐orang tercengang ketika Ia memberi
makan orang banyak dan berkata, "Dia ini adalah benar-benar nabi yang
akan datang ke dalam dunia." (Yoh 6:14; juga Yoh 7:40; Kis 3:22, 7:37).
Yesus juga seorang imam, bukan menurut peraturan Lewi tetapi peraturan
Melkisedek (Maz 110:4, Ibr 7), yang memberikan Diri‐Nya sebagai korban
dan berdiri untuk kita di hadapan Bapa‐Nya (Ibr 9:24-26; 10:11-12). Juga,
Yesus disebut sebagai Seseorang yang akan menerima "takhta Daud, bapa
leluhur‐Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai
selama‐lamanya dan Kerajaan‐Nya tidak akan berkesudahan." (Lukas 1:32-
33). Ia akan diakui sebagai "Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan."
(Wahyu 19:16).
Jadi, kita telah menemukan titik kontak yang menarik antara Qumran dan
kekristenan ‐ titik kontak yang juga merupakan titik pemisah. Komunitas
Qumran dan orang‐orang Kristen awal sepakat bahwa pada hari‐hari
penggenapan nubuat Perjanjian Lama akan muncul seorang nabi besar,
imam besar dan raja besar. Namun ketiganya merupakan tokoh yang
berbeda dalam pengharapan Qumran, sedangkan Perjanjian Baru
memandangnya menyatu kedalam pribadi Yesus dari Nazaret.
Satu naskah lagi yang muncul dalam beberapa tahun terakhir ini
memberikan latar belakang yang menarik atas pengharapan mesianis
Perjanjian Baru. Naskah ini telah direkonstruksi dari 12 fragmen kecil,
menghasilkan tidak lebih dari dua kolom tulisan; namun idenya dapat
diketahui dari isinya yang singkat. Isinya adalah ramalan kelahiran seorang
8
Anak Ajaib, yang barangkali diambil dari Yesaya 9:6-7: "Sebab seorang
anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita… dan
namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib." Anak ini akan menunjukkan
tanda‐tanda khusus pada tubuh‐Nya dan akan dikenal melalui
kebijaksanaan dan kepandaiannya. Ia akan mampu mengetahui rahasia
semua makhluk hidup dan Ia akan memulai suatu zaman baru yang sudah
sejak lama dinantikan oleh orang‐orang beriman.
Tidakkah mengejutkan bahwa segera setelah naskah ini disusun, seorang
anak dilahirkan yang menggenapi pengharapan Israel dan memulai suatu
zaman baru? Meskipun orang‐orang Qumran keliru dalam detil‐detil mesias
mereka, namun mereka mengharapkan seseorang yang ciri‐ciri umumnya
diilustrasikan dengan luar biasa dalam hidup Yesus dari Nazaret, Anak
Allah dan Mesias. Kita tidak tahu apakah sejumlah orang Kristen membawa
pesan Yesus kepada komunitas di gurun ini. Kita hanya bisa berspekulasi
bagaimana caranya mereka menanggapi Anak Ajaib yang dilahirkan di
Bethlehem yang adalah Nabi, Imam dan Raja Israel.
Jika informasi ini berguna, pertimbangkanlah dalam doa untuk memberi
sumbangan guna membantu menutupi biaya‐biaya agar menjadikan
pelayanan yang membangun iman ini tersedia bagi Anda dan keluarga
Anda! Sumbangan bersifat tax‐deductible (di Amerika).
TENTANG PENGARANG: Dr. Will Varner adalah Profesor Perjanjian Lama di
The Master's College dan Direktur IBEX, kampus universitas tersebut di
Israel. Sebelumnya ia melayani bersama Friends of Israel Gospel Ministry
dan terus menyumbangkan artikel‐artikel untuk terbitan mereka, Israel My
Glory. Copyrighted The Friends of Israel Gospel Ministry, Inc. Digunakan
dengan izin.
Pengarang:
Will Varner, digunakan seizin Associatesf or Biblical Research Hak Cipta ©
1997, Associates for Biblical Research, Hak Cipta Dilindungi Undang‐
Undang ‐ kecuali sebagaimana dinyatakan pada halaman "Usage and
Copyright" terlampir yang memberi kepada pengguna ChristianAnswers.
Net, hak untuk menggunakan article ini untuk bacaan di rumah, kesaksian
pribadi, di gereja‐gereja maupun sekolah‐sekolah.
9
Penemuan Arkeologi apa yang paling mempengaruhi
Alkitab sepanjang zaman?
"Mungkin Gulungan‐gulungan Laut Mati memberikan pengaruh paling
besar pada kebenaran Alkitab. Gulungan tersebut memberikan manuskrip
Perjanjian Lama yang berusia 1000 tahun lebih tua dari manuskrip tertua
yang kita miliki sebelumnya. Gulungan‐gulungan Laut Mati memperlihatkan
bahwa Perjanjian Lama disalin dengan sangat akurat selama selang waktu
tersebut. Sebagai tambahan, gulungan‐gulungan tersebut juga memberikan
banyak keterangan dan informasi mengenai era menjelang dan selama
kedatangan Yesus Kristus."
Source of Article
--Dr. Bryant Wood, arkeolog, Associates for Biblical Research
fxft/9/2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar